MENJADI ORANG BAIK

Recommended by 155 people
. in Reflection . 4 min read
Recommended by 155 people

Tanggal 7 Mei 1931, perburuan penjahat paling sensasional di kota New York yang pernah dikenal akhirnya sampai pada klimaksnya. Setelah berminggu-minggu pencarian, Crowley si “Dua Senjata” – sang pembunuh dan perampok bersenjata – berada dalam posisi bertahan, terjebak dalam sebuah apartemen di West End Avenue.
Seratus lima puluh polisi dan detektif mengepung tempat persembunyiannya. Mereka membuat lubang-lubang di atas atap, mereka berusaha memancing keluar Crowley dengan gas airmata. Kemudian mereka menyiapkan senapan mesin di gedung-gedung sekitarnya dan selama lebih dari satu jam area pemukiman New York dipenuhi suara letusan senjata. Crowley, merangkak di belakang kursi, membalas tembakan polisi tanpa henti. Sepuluh ribu orang tercekam menyaksikan pertempuran ini. Belum pernah kejadian seperti ini terjadi di pinggir jalan New York. Ketika tertangkap, Crowley di hukum mati di kursi listrik.
Beberapa saat sebelum hal ini terjadi, Crowley baru saja mengadakan pesta kencan dengan pacarnya di pinggir kota Long Island. Tiba-tiba seorang polisi muncul menghampiri mobil dan meminta: “Coba saya lihat surat mengemudi Anda”. Tanpa berkata sepatah kata pun, Crowley menarik picu senjatanya dan menembak polisi itu hingga mandi darah. Tatkala polisi yang menjadi korban itu jatuh, Crowley melompat keluar mobil, merampas senjatanya dan menembakkan sebutir peluru lagi ke tubuh tak berdaya itu.
Dari kisah tersebut, kita akan menilai perbuatan Crowley dengan dua jawaban yaitu antara benar dan salah atau baik dan buruk. Jawaban tersebut pun memiliki tingkat yang berbeda-beda setiap orang. Hampir tiap orang memiliki kriteria sendiri-sendiri tentang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk. Kriteria yang digunakan untuk menetapkannya pun sangat berbeda-beda.
Menurut orang Jawa baik, belum tentu bagi orang Sunda juga baik begitu pula sebaliknya. Serupa dengan kisah Bapak, Anak dan Seekor Keledai, suatu ketika mereka bepergian jauh yang akan melewati beberapa kampung. Saat berangkat sang anak menunggangi keledai dan sang bapak menuntun keledainya. Ketika melewati kampung A, orang-orang mencela sang anak yang tidak berbakti kepada orangtuanya dengan tidak mempersilahkan bapaknya menunggang keledai. Akhirnya mereka pun bertukar posisi sehingga sang anak yang bertugas menuntun keledai dan sang bapak di atas punggung keledai.
Melewati kampung B, orang-orang di daerah tersebut mencemooh sang bapak, mereka beranggapan sang bapak tidak memiliki rasa sayang kepada anaknya karena menyuruhnya menuntun si keledai sedang ia enak-enakan di atas punggung keledai. Ketika melewati kampung C, sang bapak dan anak bersama-sama duduk di atas keledai, namun tetap saja orang-orang di kampung itu mencela mereka. Orang-orang kampung menilai mereka tidak memiliki rasa belas kasih terhadap hewan, sudah kecil ditunggangi dua orang lagi. Akhirnya mereka bersama-sama menuntun si keledai, namun ketika melewati kampung D orang-orang setempat menyebut mereka sebagai bapak dan anak yang bodoh, tidak memanfaatkan keladainya dengan menungganginya.
Seperti itu pula dalam kehidupan kita. ‘Baik’ adalah sesuatu yang relatif, tergantung dari pribadi yang melihatnya. Menjadi orang baik tidaklah mudah, menurut kita sudah baik eh ternyata ada juga yang menganggap sebaliknya. Begitu pula kita sebagai seorang muslim, kita tahu bahwa setiap yang diperintah atau pun dilarang Islam adalah baik bagi kita, tapi ada saja orang maupun golongan yang mencela dengan dalih ini dan itu.
Dalam menunaikan ajaran Islam, godaan yang akan kita hadapai sangat banyak, tinggal bagaimana kita berjuang untuk tetap istiqomah dengan ajaran Islam. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman) mereka. (QS. An-Nisaa’:66).



Responses
 
Write a response...
Your email address will not be published. Required fields are marked *

muchad.com Comments List
muchad.com comments

memang terkadang pendapat2 dr orang lain entah itu negatif/positif tentang apa yg qt lakukan dan menurut kita itu baik,,
seringkali membuat Qt bingung dan ragu untuk meneruskan langkah,
“sbenarnya apa yg aq lakukan ini beneran baik atw g sh???”
tp semoga Qt termasuk orang2 yg selalu istiqomah,,,

muchad.com comments

terlepas dari sisi relativitas penilaian yang diberikan oleh orang lain, putih akan tetap menjadi bersih jika kemampuan untuk melihat esensi munculnya suatu sikap berasal dari ilmu yang telah menjadi dasar baginya,..
nice article, keep share 🙂