Khayalan untuk Kenyataan

Recommended by 163 people
. in Featured, Reflection . 3 min read
Recommended by 163 people

[box]Khayalan untuk Kenyataan[/box]

Semalam muchad coba nonton koleksi film-film lawas, muchad nonton Night at The Museum yang dibintangi Ben Stiller. Ceritanya cukup menarik meski khayal dan muchad cukup salut dengan film ini. Bukan karena tokoh atau ceritanya, tapi ide mengangkat film ini.

Mungkin teman-teman bisa angkat tangan, siapa yang sewaktu kecil dulu ingin sekali pergi ke museum karena keinginan pribadi (bukan agenda sekolah)? Atau mungkin sederhananya, saat ini coba kita amati berapa sich jumlah pengunjung museum di daerah kita? Ya sangat minim, bagi sebagian besar anak-anak seolah tidak ada minat untuk datang ke museum, lebih seru lebih asyik ke mall. Coba kita renungkan pada diri kita sendiri, apa ya daya tarik museum saat ini agar kita datang ke sana? Seolah hampir tidak ada daya tariknya ya kayaknya ^_^

Mungkin sebagian kita bilang untuk mengenang dan meneladani jasa pahlawan kita, bisa lihat benda-benda unik tapi minat seperti ini akan segera dimentahkan oleh sebagian teman kita dengan mengatakan “paling-paling gitu aja”. Untuk kita saja, rasanya ogah datang ke museum padahal sudah tahu manfaatnya. Apalagi anak-anak sekarang? Apa alasan mereka ke museum, hmmm..pasti mereka lebih memilih pergi ke rental PS dech.

Film ini, Night at The Museum tentu sangat menarik untuk anak-anak, bisa menjadi motivasi anak-anak untuk datang ke museum. Sungguh film yang luar biasa, bisa memberi arti untuk penontonnya dalam hal ini terutama anak kecil. Cerita fiktif yang bisa memberi kekuatan dalam kehidupan nyata. Mungkin hal seperti inilah yang diharapkan oleh nenek moyang kita yang turun temurun hingga ibu kita senantiasa mentradisikannya, yakni dongeng sebelum tidur. Pasti kita tidak asing dengan cerita Si Kancil, Timun Mas, dan lain sebagainya. Sadar atau tidak cerita-cerita ini menjadi inspirasi kita dalam mengarungi kehidupan. Mungkin saat ini kita telah lupa sebagian dongeng sebelum tidur itu, tapi secara naluri ide-ide dalam dongeng itu menjadi ide kita dalam menyelesaikan masalah-masalah kita.

Hebat ya, ternyata khayalan yang mungkin dianggap hanya bohong belaka itu bisa memberi kekuatan dalam kehidupan nyata, khayalan untuk kenyataan..

[Mukhlish muchad Fuadi: Ibnu Rusyd 3rd Floor Room 40 | 11.03.17:21.46]



Responses
 
Write a response...
Your email address will not be published. Required fields are marked *